BAB 9 KEAMANAN SISTEM

Saat ini sistem komputer yang terpasang makin mudah diakses, sistem time-sharing dana akses jarak jauh menyebabkan kelemahan komuniksai data menjadi pokok masalah keamanan. Terlebih dengan meningkatnya perkembangan jaringan komputer. Kecenderungan lain saat ini adalah memberi tanggungjawab pengelolaan aktivitas pribadi dan bisnis ke komputer, seperti o Sistem transfer dana elektronis (electronic fund transfer system) melewatkan uang sebagai aliran bit. o Sistem kendali lalu-lintas udara (air trafic control system) melakukan banyak kerja yang sebelumnya ditangani pengendali manusia. o Unit rawat intensif di rumah sakit sudah sangat terkomputerisasi. o Dan sebagainya. Implementasi pengamanan sangat penting untuk menjamin sistem tidak diinterupsi dan diganggu. Proteksi dan pengamanan terhadap perangkat keras dan sistem operasi sama pentingnya. Sistem operasi hanya satu bagian kecil dari seluruh perangkat lunak di suatu sistem. Tetapi karena sistem operasi mengendalikan pengaksesan ke sumber daya, dimana perangkat lunak lain meminta pengaksesan sumber daya lewat sistem operasi maka sistem operasi menempati posisi yang penting dalam pengamanan sistem. Pengamanan perangkat lunak cenderung memfokuskan pada pengamanan sistem operasi, karena perangkat lunak aplikasi juga memberi resiko keamanan. Keamanan sistem operasi merupakan bagian masalah keamanan sistem komputer secara total. Pengamanan sistem operasi berarti kecil jika setiap orang dapat melenggang di ruang sistem komputer. Pengamanan secara fisik dengan membatasi pengaksesan fisik secara langsung dengan fasilitas sistem komputer harus dilakukan juga.

9.1 Keamanan

Keamanan sistem komputer adalah untuk menjamin sumber daya tidak digunakan atau dimodifikasi orang tak terotorisasi. Pengamanan termasuk masalah teknis, manajerial, legalitas dan politis. Keamanan sistem terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Keamanan eksternal (external security). Berkaitan dengan pengamanan fasilitas komputer dari penyusup (hacker) dan bencana seperti kebakaran dan kebanjiran. 2. Keamanan interface pemakai (user interface security). Berkaitan dengan identifikasi pemakai sebelum pemakai diijinkan mengakses program dan data yang disimpan. 3. Keamanan internal (internal security). Berkaitan dengan pengamanan beragam kendali yang dibangun pada perangkat keras dan sistem operasi yang menjamin operasi yang handal dan tak terkorupsi untuk menjaga integritas program dan data. Istilah keamanan (security) dan proteksi (protection) sering digunakan secara bergantian. Untuk menghindari kesalahpahaman, istilah keamanan mengacu ke seluruh masalah keamanan dan istilah mekanisme proteksi mengacu ke mekanisme sistem yang digunakan untuk memproteksi/melindungi informasi pada sistem komputer.

9.2 Masalah-masalah keamanan

Terdapat dua masalah penting, yaitu : a. Kehilangan data (data loss). Dapat disebabkan karena : a.1. Bencana. o Kebakaran. o Banjir. o Gempa bumi. o Perang. o Kerusuhan. o Binatang. a.2. Kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak. o Ketidak berfungsian pemroses. o Disk atau tape yang tidak terbaca. o Kesalahan telekomunikasi. o Kesalahan program (bugs). a.3. Kesalahan/kelalaian manusia. o Kesalahan pemasukan data. o Memasang tape atau disk yang salah. o Eksekusi program yang salah. o Kehilangan disk atau tape. Kehilangan data dapat diatasi dengan mengelola beberapa backup dan backup ditempatkan jauh dari data yang online. b. Penyusup (hacker). Terdiri dari : b.1. Penyusup pasif, yaitu yang membaca data yang tak diotorisasi. b.2 Penyusup aktif, yaitu yang mengubah data yang tak diotorisasi. Kateogri penyusupan : o Lirikan mata pemakai non teknis. Pada sistem time-sharing, kerja pemakai dapat diamati orang sekelilingnya. Bila dengan lirikan itu dapat mengetahui apa yang diketik saat pengisian password, maka pemakai non teknis dapat mengakses fasilitas yang bukan haknya. o Penyadapan oleh orang dalam. o Usaha hacker dalam mencari uang. o Spionase militer atau bisnis.

9.3 Ancaman-ancaman keamanan

Sasaran pengamanan adalah menghindari, mencegah dan mengatasi ancaman terhadap sistem. Kebutuhan keamanan sistem komputer dikategorikan tiga aspek, yaitu : 1. Kerahasiaan (secrecy). Adalah keterjaminan bahwa informasi disistem komputer hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi dan modifikasi tetap menjaga konsistensi dan keutuhan data di sistem. 2. Integritas (integrity). Adalah keterjaminan bahwa sumber daya sistem komputer hanya dapat dimodifikasi oleh pihak-pihak yang diotorisasi. 3. Ketersediaan (availability). Adalah keterjaminan bahwa susmber daya sistem komputer tersedia bagi pihak-pihak yang diotorisasi saat diperlukan. Tipe-tipe ancaman terhadap keamanan sistem dapat dimodelkan dengan memandang fungsi sistem komputer sebagai penyedia informasi. Berdasarkan fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputer dapat dikategorikan menjadi empat ancaman, yaitu : 1. Interupsi (interuption). Sumber daya sistem komputer dihancurkan atau menjadi tak tersedia atau tak berguna. Interupsi merupakan ancaman terhadap ketersediaan. Contoh : penghancuran bagian perangkat keras, seperti harddisk, pemotongan kabel komunikasi. 2. Intersepsi (interception). Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Interupsi merupakan ancaman terhadap kerahasiaan. Pihak tak diotorisasi dapat berupa orang atau program komputer. Contoh : penyadapan untuk mengambil data rahasia, mengetahui file tanpa diotorisasi. 3. Modifikasi (modification). Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya. Modifikasi merupakan ancaman terhadap integritas. Contoh : mengubah nilai-nilai file data, mengubah program sehingga bertindak secara berbeda, memodifikasi pesan-pesan yang ditransmisikan pada jaringan. 4. Fabrikasi (fabrication). Pihak tak diotorisasi menyisipkan/memasukkan objek-objek palsu ke sistem. Fabrikasi merupakan ancaman terhadap integritas. Contoh : memasukkan pesan-pesan palsu ke jaringan, penambahan record ke file.

9.4 Petunjuk pengamanan sistem

Terdapat beberapa prinsip pengamanan sistem komputer, yaitu : 1. Rancangan sistem seharusnya publik. Keamanan sistem seharusnya tidak bergantung pada kerahasiaan rancangan mekanisme pengamanan. Mengasumsikan penyusup tidak akan mengetahui cara kerja sistem pengamanan hanya menipu/memperdaya perancang sehingga tidak membuat mekanisme proteksi yang bagus. 2. Dapat diterima. Skema yang dipilih harus dapat diterima secara psikologis. Mekanisme proteksi seharusnya tidak menganggu kerja pemakai dan memenuhi kebutuhan otorisasi pengaksesan. Jika mekanisme tidak mudah digunakan maka tidak akan digunakan atau digunakan secara tak benar. 3. Pemeriksaan otoritas saat itu. Sistem tidak seharusnya memeriksa ijin dan menyatakan pengaksesan diijinkan, serta kemudian menetapkan terus informasi ini untuk penggunaan selanjutnya. Banyak sistem memeriksa ijin ketika file dibuka dan setelah itu (operasi-operasi lain) tidak diperiksa. Pemakai yang membuka file dan lupa menutup gile akan terus dapat walaupun pemilik file telah mengubah atribut proteksi file. 4. Kewenangan serendah mungkin. Program atau pemakai sistem seharusnya beroperasi dengan kumpulan wewenang serendah mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya. Default sistem yang digunakan harus tak ada akses sama sekali. 5. Mekanisme yang ekonomis. Mekanisme proteksi seharusnya sekecil, sesederhana mungkin dan seragam sehingga memudahkan verifikasi. Proteksi seharusnya dibangun dilapisan terbawah. Proteksi merupakan bagian integral rancangan sistem, bukan mekanisme yang ditambahkan pada rancangan yang telah ada.

9.5 Otentifikasi pemakai

Kebanyakan proteksi didasarkan asumsi sistem mengetahui identitas pemakai. Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi pemakai (user authentication). Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu : 1. Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya : o Password. o Kombinasi kunci. o Nama kecil ibu mertua. o Dan sebagainya. 2. Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya : o Badge. o Kartu identitas. o Kunci. o Dan sebagainya. 3. Sesuatu mengenai (ciri) pemakai, misalnya : o Sidik jari. o Sidik suara. o Foto. o Tanda tangan.

Password

Pemakai memilih satu kata kode, mengingatnya dan mengetikkan saat akan mengakses sistem komputer. Saat diketikkan, komputer tidak menampilkan dilayar. Teknik ini mempunyai kelemahan yang sangat banyak dan mudah ditembus. Pemakai cenderung memilih password yang mudah diingiat. Seseorang yang kenal dengan pemakai dapat mencoba login dengan sesuatu yang diketahuinya mengenai pemakai. Proteksi password dapat ditembus dengan mudah, antara lain : o Terdapat file berisi nama depan, nama belakang, nama jalan, nama kota dari kamus ukuran sedang, disertai dengan pengejaan dibalik), nomor plat mobil yang valid, dan string-string pendek karakter acak. o Isian di file dicocokkan dengan file password. Upaya untuk lebih mengamankan proteksi password, antara lain : 1. Salting. Menambahkan string pendek ke string password yang diberikan pemakai sehingga mencapai panjang password tertentu. 2. One time password. Pemakai harus mengganti password secara teratur. Upaya ini membatasi peluang password telah diketahui atau dicoba-coba pemakai lain. Bentuk ekstrim pendekatan ini adalah one time password, yaitu pemakai mendapat satu buku berisi daftar password. Setiap kali pemakai login, pemakai menggunakan password berikutnya yang terdapat di daftar password. Dengan one time password, pemakai direpotkan keharusan menjaga agar buku passwordnya jangan sampai dicuri. 3. Satu daftar panjang pertanyaan dan jawaban. Variasi terhadap password adalah mengharuskan pemakai memberi satu daftar pertanyaan panjang dan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya dipilih pemakai sehingga pemakai mudah mengingatnya dan tak perlu menuliskan di kertas. Pertanyaan berikut dapat dipakai, misalnya : o Siapa mertua abang ipar Badru ? o Apa yang diajarkan Pak Harun waktu SD ? o Di jalan apa pertama kali ditemukan simanis ? Pada saat login, komputer memilih salah satu dari pertanyaan-pertanyaan secara acak, menanyakan ke pemakai dan memeriksa jawaban yang diberikan. 4. Tantangan tanggapan (chalenge response). Pemakai diberi kebebasan memilih suatu algoritma, misalnya x3. Ketika pemakai login, komputer menuliskan di layar angka 3. Dalam kasus ini pemakai mengetik angka 27. Algoritma dapat berbeda di pagi, sore, dan hari berbeda, dari terminal berbeda, dan seterusnya.

Identifikasi fisik

Pendekatan lain adalah memberikan yang dimiliki pemakai, seperti : Kartu berpita magnetik Kartu pengenal dengan selarik pita magnetik. Kartu ini disisipkan ke suatu perangkat pembaca kartu magnetik jika akan mengakses komputer. Teknik ini biasanya dikombinasikan dengan password, sehingga pemakai dapat login sistem komputer bila memenuhi dua syarat berikut : o Mempunyai kartu. o Mengetahui password yang spesifik kartu itu. ATM merupakan mesin yang bekerja dengan cara ini. Sidik jari Pendekatan lain adalah mengukur ciri fisik yang sulit ditiru, seperti : o Sidik jari dan sidik suara. o Analisis panjang jari. o Pengenalan visual dengan menggunakan kamera diterapkan. o Dan sebagainya. Analisis tanda tangan Disediakan papan dan pena khusus dimana pemakai menulis tanda tangan. Pada teknik ini, bukan membandingkan bentuk tanda tangan tapi gerakan (arah) dan tekanan pena saat menulis. Seorang dapat meniru bentuk tanda tangan tapi sulit meniru persis cara (gerakan dinamis dan irama tekanan) saat pembuatan tanda tangan. Analisis suatu yang dipunyai pemakai Pendekatan lain adalah meniru perilaku kucing dan anjing dalam menandai batas wilayah, yaitu urine. Disediakan alat urunalysis. Bila pemakai ingin login, maka pemakai harus membawa sampel urine-nya. Sampel urine dimasukkan ke tabung dan segera dilakukan analisis dan ditentukan apakah termasuk salah satu pemakai sistem. Urinalysis harus dapat dilakukan sesaat. Pendekatan pengamanan yang bagus, tapi tidak diterima secara psikologis. Analisis darah Disediakan satu jarum dimanan pemakai dapat mencobloskan jari sampai menetes darahnya. Darah itu kemudian dianalisis dengan spektografi (blood spectographic analysis). Dari analisis dapat ditentukan mengenai pemilik darah. Pendekatan ini relatif aman tapi tidak diterima secara psikologis.

9.6 Pembatasan

Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan sehingga memperkecil peluang penembusan oleh pemakai yang tak diotorisasi, misalnya : o Pembatasan login. Login hanya diperbolehkan : > Pada terminal tertentu. > Hanya ada waktu dan hari tertentu. > Pembatasan dengan call-back. Login dapat dilakukan siapapun. Bila telah sukses login, sistem segera memutuskan koneksi dan memanggil nomor telepon yang telah disepakati. Penyusup tidak dapat menghubungi lewat sembarang saluran telepon, tapi hanya pada saluran telepon tertentu. > Pembatasan jumlah usaha login. Login dibatasi sampai tiga kali dan segera dikunci dan diberitahu ke administrator. Semua login direkam dan sistem operasi melaporkan informasi-informasi berikut : >> Waktu, yaitu waktu pemakai login. >> Terminal, yaitu terminal dimana pemakai login.

Mekanisme proteksi sistem komputer

Pada sistem komputer banyak objek yang perlu diproteksi, yaitu : 1. Objek perangkat keras. Objek yang perlu diproteksi, antara lain : o Pemroses. o Segment memori. o Terminal. o Disk drive. o Printer. o Dan sebagainya. 2. Objek perangkat lunak. Objek yang perlu diproteksi, antara lain : o Proses. o File. o Basis data. o Semaphore. o Dan sebagainya. Matriks pengaksesan objek Masalah proteksi adalah mengenai cara mencegah proses-proses mengakses objek-objek yang tidak diotorisasi. Mekanisme ini juga harus memungkinkan membatasi proses-proses ke suatu subset operasi-operasi legal yang diperlukan. Misalnya proses A dapat membaca file F, tapi tidak menulisinya. Agar dapat menyediakan mekanisme proteksi berbeda dikembangkan berdasar konsep domain. Domain adalah himpunan pasangan (hak, objek). Tiap pasangan menspesifikasikan objek dan suatu subset operasi yang dapat dilakukan terhadapnya. Hak dalam konteks ini berarti ijin melakukan suatu operasi. Proses berjalan pada suatu domain proteksi, yaitu proses merupakan anggota suatu domain atau beberapa domain. Terdapat kumpulan objek yang dapat diakses proses. Untuk tiap objek, proses mempunyai suatu kumpulan hak terhadap objek itu. Proses-proses dapat juga beralih dari satu domain ke domain lain selama eksekusi. Aturan peralihan domain ini bergantung pada sistem. Domain ditetapkan dengan mendaftarkan pemakai-pemakai yang termasuk domain itu. Proses-proses yang dijalankan pemakai adalah proses-proses pada domain itu dan mempunyai hak akses terhadap objek seperti ditentukan domainnya. Cara penyimpanan informasi anggota domain Secara konseptual adalah berupa satu matriks besar, dimana : o Baris menunjukkan domain. o Kolom menunjukkan objek. Tiap elemen matriks mendaftar hak-hak yang dimiliki domain terhadap objek. Dengan matriks ini, sistem dapat mengetahui hak pengaksesan terhadap objek. Gambar berikut menunjukkan matriks pengaksesan objek.
Untuk sistem-sistem yang mengijinkan peralihan domain dimodelkan dengan menganggap domain sebagai objek, yaitu : o Jika terdapat operasi enter, berarti mempunyai hak berpindah domain.
Gambar diatas menunjukkan matriks pengaksesan objek dengan operasi pengalihan domain. Proses-proses pada domain 1 dapat berpindah ke domain 2 dan proses pada domain 2 dapat berpindah ke domain 1. ACL (Access Control List) Matriks pengaksesan objek akan berbentuk matrik jarang (sparse matrix). Matrik jarang memboroskan ruang penyimpanan dan lambat karena memerlukan ruang besar, Dua alternatif untuk memperbaikinya adalah : o Menyimpan matriks sebagai perbaris. o Menyimpan matriks sebagai perkolom. Teknik yang digunakan adalah mengasosiasikan tiap objek dengan senarai terurut berisi semua domain yang boleh mengakses dan operasi-operasi yang dibolehkan (bagaimana). Temnik ini menghasilkan senarai disebut ACL. Contoh :
Tiap ACL yang disebutkan di kurung menyatakan komponen uid (user ID), gid (group ID) dan hak akses. Dengan ACL, dimungkinkan mencegah uid, gid spesifik mengakses objek sementara mengijinkan yang lain. Pemilik objek dapat mengubah ACL kapanpun.Cara ini untuk mempermudah pencegahan/pelarangan pengaksesan yang sebelumnya diperbolehkan. Penyimpanan dilakukan hanya untuk isian yang tak kosong. Kapabilitas Cara lain adalah memecah matrik perbaris. Diasosiasikan tiap proses satu daftar objek yang boleh diakses, bila terdapat tanda operasi yang diijinkan padanya atau domainnya. Senarai ini disebut senarai kapabilitas (capabilities list). Contoh :

9.8 Program-program jahat

DAFTAR PUSTAKA

1. Hariyanto, Bambang, Ir., Sistem Operasi, Penerbit Informatika, Bandung, 1999 2. Tanenbaum, Andrew S., Modern Operating Systems, Prentice Hall Inc., 1992

Ke Menu
Last updated : 26 Juni 2000