BAB 6
MANAJEMEN MEMORI
Bagian operating sistem yang mengatur memori disebut dengan memory manager.
Pemakaian memori (manajemen memori dan organisasi) perlu dilakukan karena
hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja komputer, sehingga memiliki fungsi
dan tugas penting dan kompleks yaitu berkaitan dengan :
a. Memori utama sebagai sumber daya yang harus dialokasikasikan dan dipakai
bersama di antara sejumlah proses yang aktif, sehingga dapat memanfaatkan
pemroses dan fasilitas masukan/keluaran secara efisien, sehingga memori
dapat menampung sebanyak mungkin proses.
b. Upaya agar pemogram atau proses tidak dibatasi kapasitas memori fisik di
sistem komputer.
6.1 Manajemen memori
Sistem manajemen memori dapat dibagi kedalam dua kelas, yaitu : pemindahan
proses (back and forth) diantara memori utama dengan disk selama eksekusi
(swapping and paging) dan tidak ada pemindahan proses.
Mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
a. Mengelola informasi memori yang dipakai dan tidak dipakai.
b. Mengalokasikan memori ke proses yang memerlukan.
c. Mendealokasikan memori dari proses yang telah selesai.
d. Mengelola swapping antara memori utama dan disk.
6.2 Manajenen memori pada sistem multiprogramming
Untuk sistem komputer yang berukuran besar (bukan small computers),
membutuhkan pengaturan memori, karena dalam multiprogramming akan melibatkan
banyak pemakai secara simultan sehingga di memori akan terdapat lebih dari
satu proses bersamaan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem operasi yang mampu
mendukung dua kebutuhan tersebut, meskipun hal tersebut saling bertentangan,
yaitu :
a. Pemisahan ruang-ruang alamat.
b. Pemakaian bersama memori.
Manajer memori harus memaksakan isolasi ruang-ruang alamat tiap proses agar
mencegah proses aktif atau proses yang ingin berlaku jahat mengakses dan
merusak ruang alamat proses lain. Manajer memori di lingkungan
multiprogramming sekalipun melakukan dua hal, yaitu :
a. Proteksi memori dengan isolasi ruang-ruang alamat secara disjoint.
b. Pemakaian bersama memori.
Memungkinkan proses-proses bekerja sama mengakses daerah memori bersama.
Ketika konsep multiprogramming digunakan, pemakaian CPU dapat ditingkatkan.
Sebuah model untuk mengamati pemakaian CPU secara probabilistic :
CPU utilization = 1 - p n
Dengan :
* N menunjukkan banyaknya proses pada suatu saat, sehingga kemungkinan
bahwa semua n proses akan menunggu menggunakan I/O (masalah CPU menganggur)
adalah sebesar p n. Fungsi dari n disebut sebagai degree of
multiprogramming.
* P menunjukkan besarnya waktu yang digunakan sebuah proses
Contoh analisisnya :
Diketahui :
------------------------------------------
Job Arrival time CPU minutes needed
------------------------------------------
1 10:00 4
2 10:10 3
3 10:15 2
4 10:20 2
------------------------------------------
Bila semua job bersifat 80% I/O wait. Tentukan kapan waktu selesainya
masing-masing job !
Jawab :
-------------------------------------------
Process
------------------------------
1 2 3 4
-------------------------------------------
CPU idle .80 .64 .51 .41
CPU busy .20 .36 .49 .59
CPU/process .20 .18 .16 .15
-------------------------------------------
0.2x10 0.18x5 0.16x5
| :: | :: | :: | | | | |
| 2.0 | .9 | .8 | .3 | | | |
1 +------------+-----------+----------+----+ | | | = 4
| | | | | | | |
| | .9 | .8 | .3 | .9 | .1 | |
2 + +-----------+----------+----+--------+-----+ | = 3
| | | | | | | |
| | | .8 | .3 | .9 | | |
3 + | +----------+----+--------+ | | = 2
| | | | | | | |
| | | | .3 | .9 | .1 | .7 |
4 + | | +----+--------+-----+-------+ = 2
| | | | | | | |
| | | | | | | |
+------------+-----------+----------+----+--------+-----+-------+--
0 10 15 20 22 27.6 28.2 31.7
<----><-------><----><------>
a b c d
Keterangan :
ax0.15=0.3 bx0.16=0.9 cx0.18=0.1 dx0.2=0.7
a=2 b=5.6 c=0.6 d=3.5
6.3 Klasifikasi manajemen memori.
Klasifikasi manajemen memori diberikan Deitel (DEI-90).
Gambar 6.1 menunjukkan skema klasifikasi manajamen memori.
Nyata Nyata Nyata
+-------+-----------------------------------------------------------+
| (1) | Sistem multiprogramming | Sistem multiprogramming |
|Sistem | dengan memori nyata | dengan memori nyata |
|khusus | | |
|untuk | | |
|pemakai| | |
|tunggal| | |
+-------+------------------+----------+--------+--------+-----------+
| | (4) | (5) | (6) | (7) |
| Multiprogramming |Multipro- | Sistem | Sistem | Kombinasi |
|dengan pemartisian|gramming | paging |segmenta| paging dan|
| tetap |dg pemarti| murni |si murni| segmentasi|
| |sian dina-| | | |
| |mis | | | |
+----------+-------+----------+--------+--------+-----------+
| (2) | (3) |
| Ditempat-| Dapat |
| kan abso-|direlo-|
| lut |kasi |
+------------------+
Gambar 6.1 : Klasfikasi manajemen memori
Teknik-teknik manajemen memori (1), (2), (3), (4) merupakan pengelolaan
untuk dengan kapasitas memori sebatas memori fisik yang tersedia.
Teknik-teknik ini tidak dapat digunakan untuk memuat program-program lebih
besar dibanding kapasitas fisik memori yang tersedia.
Teknik-teknik manajemen memori (5), (6), (7) dapat digunakan untuk
mengakali kapasitas memori yang terbatas sehingga dapat dijalankan program
yang lebih besar dibanding kapasitas memori fisik yang tersedia.
6.4 Manajemen memori berdasarkan keberadaan swapping
Manajemen memori berdasarkan keberadaan swapping terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Manajemen tanpa swapping.
Manajemen memori tanpa pemindahan citra proses antara memori utama dan
disk selama ekseskusi.
2. Manajemen dengan swapping.
Manajemen memori dengan pemindahan citra proses antara memori utama dan
disk selama ekseskusi.
6.5 Manajemen memori berdasar alokasi memori
Manajemen memori berdasar alokasi memori terbagi dua, yaitu :
1. Alokasi memori berurutan (kontigu).
Adalah tiap-tiap proses menempati satu blok tunggal lokasi memori yang
berturutan.
Keunggulan :
a. Sederhana.
b. Tidak akan terbentuk lubang-lubang memori bersebaran.
c. Karena berurutan, proses dapat dieksekusi dengan cepat.
Kelemahan :
a. Dapat memboroskan memori.
b. Tidak dapat memuatkan proses bila tidak ada satu blok memori yang
mencukupi.
2. Alokasi memori tak berurutan (non-kontinyu).
Program dibagi menjadi beberapa blok atau segmen. Blok-blok program
ditempatkan di memori dalam potongan-potongan tanpa perlu saling
berdekatan. Teknik biasa digunakan pada sistem memori maya sebagai
alokasi page-page dilakukan secara global.
Keuntungan :
a. Sistem dapat memanfaatkan memori utama secara lebih efisien.
b. Sistem operasi masih mampu memuatkan proses bila jumlah total lubang-
lubang memori cukup untuk memuat proses yang akan dieksekusi.
Kelemahan :
a. Memerlukan pengendalian yang lebih rumit dan sulit.
b. Memori dapat menjadi banyak lubang tersebar (memori tak terpakai
bersebaran).
6.6 Hirarki memori
Pemakaian memori dua tingkat, menggunakan cache memory yang dapat
meningkatkan kinerja dan utilisasi memori secara dinamik. Chace memory
merupakan penyimpan berkecepatan tinggi lebih cepat dibanding memori utama.
Chace memory lebih mahal dibanding memori utama, sehingga kapasitas cache
relatif kecil.
+------------------+
: Chace memory :
+------------------+
|| /\
|| ||
\/ ||
+------------------+
: Main memory :
+------------------+
|| /\
|| ||
\/ ||
+------------------+
: Secondary memory :
+------------------+
Gambar 6.2 : Hubungan chace memori, memori utama dan memori sekunder.
Gambar 6.2 memperlihatkan hubungan antara chace memory, memori utama dan
penyimpan sekunder. Dengan cache memory, bagian program yang akan digunakan
(dieksekusi atau diacu) dikopi dulu ke chace sebelum dieksekusi. Di chace
memory, instruksi dapat dieksekusi dengan lebih cepat dibanding di memori
utama. Penggunaan chace atau memori antara yang lebih cepat mempunyai
alasan yang dikemukakan oleh Denning, yaitu ekseksui program biasanya
pada suatu interval waktu mengumpul di satu lokasi kecil. Prinsip ini
disebut lokalitas. Lokalitas dapat berupa lokalitas waktu dan ruang.
Prinsip lokalitas berkembang menjadi konsep working set model.
MANAJEMEN MEMORI PEMARTISIAN STATIS
6.7 Manajemen memori tanpa swapping
Manajemen memori tanpa swapping terdiri dari :
a. Monoprogramming.
Monoprogramming sederhana tanpa swapping merupakan manajemen memori
paling sederhana, sistem komputer hanya mengijinkan satu program/pemakai
berjalan pada satu waktu. Semua sumber daya sepenuhnya dkuasi proses yang
sedang berjalan.
Manajemen memori monoprogramming sederhana mempunyai ciri-ciri berikut :
a. Hanya terdapat satu proses pada satu saat, sehingga proses baru akan
menimpa proses lama yang sudah selesai eksekusi.
b. Hanya satu proses mengunakan semua memori.
c. Pemakai memusatkan program keseluruh memori dari disk atau tape.
d. Program mengambil kendali seluruh mesin.
Karena hanya terdapat satu proses dan menguasai seluruh sistem, maka
eksekusi memori dilakukan secara berurutan.
Teknik ini digunakan sampai sekitar 1960, ditinggalkan bahkan untuk
komputer pribadi karena tiap proses harus berisi device driver perangkat
I/O yang digunakan.
+----------------------+ +----------------------+ +----------------------+
:Sistem operasi di RAM : :Sistem operasi di ROM : :Sistem operasi di RAM :
+----------------------+ +----------------------+ +----------------------+
:Program pemakai di RAM: :Program pemakai di RAM: :Program pemakai di RAM:
+----------------------+ +----------------------+ +----------------------+
: Memori tak dipakai : : Memori tak dipakai : : Device driver di ROM :
+----------------------+ +----------------------+ +----------------------+
(a) (b) (c)
Gambar 6.3 : Tiga cara organisasi memori untuk satu proses tunggal
Gambar 6.3 menunjukkan tiga organisasi memori menjalankan satu proses
tunggal :
1. Gambar 6.3(a) menunjukkan seluruh kebutuhan (sistem operasi, device
driver dan proses driver dapat ditempatkan di sistem operasi atau di
setiap proses pemakai, bergantung perancang sistem operasi.
2. Gambar 6.3(b) menunjukkan sistem operasi ditempatkan di ROM, sedang
program pemakai di RAM.
3. Gambar 6.3(c) menunjukkan device driver di ROM. Device driver di ROM
biasa disebut ROM-BIOS (Read Only Memory - Basic Input Output Systems).
Embedded system
Teknik monoprogamming masih dipakai untuk sistem kecil yaitu sistem
tempelan (embedded system) yang menempel atau terdapat disistem lain.
Sistem-sistem tempelan menggunakan mikroprosesor kecil, seperti Intel
8051, dan sebagainya.
Sistem ini biasanya untuk mengendalikan satu alat sehingga menjadi
bersifat intelejen (intelegent devices) dalam menyediakan satu fungsi
spesifik. Karena hanya satu fungsi spesifik, dapat diprogram di
mikroprosesor dengan memori kecil (1-64 Kb).
Sistem tempelan telah banyak digunakan, misalnya sistem tempelan di mobil
antar lain untuk :
a. Pengendalian pengapian.
b. Pengendalian pengeluaran bahan bakar.
c. Pengendalian pengereman.
d. Pengendalian suspensi.
e. Pengendalian kemudi.
f. Dan sebagainya.
Pada mobil mewah terdapat lebih dari 50 mikroprosesor, masing-masing
mengendalikan satu fungsi spesifik.
Proteksi pada monoprogramming sederhana.
Pada monoprogramming, pemakai mempunyai kendali penuh terhadap seluruh
memori utama. Memori terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Bagian yang berisi rutin-rutin sistem operasi.
b. Bagian yang berisi program pemakai.
c. Bagian yang tidak digunakan.
Masalah proteksi di monoprogramming adalah cara memproteksi rutin sistem
operasi dari penghancuran program pemakai. Program pemakai dapat tersesat
sehingga memanipulasi atau menempati ruang memori rutin sistem operasi.
Aktivitas program pemakai ini dapat merusak sistem operasi.
Sistem operasi harus diproteksi dari modifikasi program pemakai. Proteksi
ini diimplementasikan menggunakan satu registe batas (boundary register)
dipemroses.Setiap kali program pemakai mengacu alamat memori dibandingkan
register batas untuk memastikan proses pemakai tidak merusak sistem
operasi, yaitu tidak melewati nilai register batas.
Register batas berisi alamat memori tertinggi yang dipakai sistem operasi.
Jika program pemakai mencoba memasuki sistem operasi, instruksi
diintersepsi dan job diakhiri dan diberi pesan kesalahan.
Untuk memperoleh layanan sistem operasi, program pemakai harus menggunakan
instruksi spesifik meminta layanan sistem operasi. Integritas sistem
operasi terjaga dan program pemakai tidak merusak bagian sistem operasi.
Pemroses
+-----------------------+ +--------------------+
: Sistem operasi di RAM : | +----------------+ |
+-----------------------+<=========| : Register batas : |
:Program pemakai di RAM : | +----------------+ |
+-----------------------+ +--------------------+
: Memori tak dipakai :
+-----------------------+
Gambar 6.4 : Proteksi pada monoprogramming
Gambar 6.4 menunjukkan skema proteksi menggunakan register batas.
Register batas menunjuk alamat terakhir sistem operasi. Bila program
pemakai mengacu ke alamat daerah sistem operasi, pemroses menjadi fault
menyatakan terjadinya pelanggaran pengaksesan oleh proses pemakai.
b. Multiprogramming dengan pemartisian statis.
Terdapat beberapa alasan kenapa multiprogramming digunakan, yaitu :
a. Mempermudah pemogram.
Pemogram dapat memecah program menjadi dua proses atau lebih.
b. Agar dapat memberi layanan interaktif ke beberapa orang secara simultan.
Untuk itu diperlukan kemampuan mempunyai lebih dari satu proses
dimemori agar memperoleh kinerja yang baik.
c. Efisiensi penggunaan sumber daya.
Bila pada multiprogramming maka proses tersebut diblocked (hanya DMA
yang bekerja) dan proses lain mendapat jatah waktu pemroses, maka DMA
dapat meningkatkan efisiensi sistem.
d. Eksekusi lebih murah jika proses besar dipecah menjadi beberapa proses
kecil.
e. Dapat mengerjakan sejumlah job secara simultan.
Multiprogramming dapat dilakukan dengan pemartisian statis, yaitu memori
dibagi menjadi beberapa sejumlah partisi tetap. Pada partisi-partisi
tersebut proses-proses ditempatkan. Pemartisian statis berdasarkan ukuran
partisi-partisinya terbagi dua, yaitu :
1. Pemartisian menjadi partisi-partisi berukuran sama, yaitu ukuran semua
partisi memori adalah sama.
Beberapa proses yang ukurannya kurang atau sama dengan ukuran partisi
dimasukkan ke sembarang partisi yang tersedia.
Kelemahan :
* Bila program berukuran lebih besar dibanding partisi yang tersedia,
maka tidak dapat dimuatkan, tidak dapat dijalankan. Pemogram harus
mempersiapkan overlay sehingga hanya bagian program yang benar-benar
dieksekusi yang dimasukkan ke memori utama dan saling bergantian.
Untuk overlay diperlukan sistem operasi yang mendukung swapping.
* Untuk program yang sangat kecil dibanding ukuran partisi yang
ditetapkan, maka banyak ruang yang tak dipakai yang diboroskan,
disebut fragmentasi internal.
Kelemahan ini dapat dikurangi dengan partisi-partisi tetap berukuran
berbeda.
2. Pemartisian menjadi partisi-partisi berukuran berbeda, yaitu ukuran
semua partisi memori adalah berbeda.
Gambar 6.5 menunjukkan skema multiprogramming pemartisian tetap berukuran
berbeda.
+----------------+
: Partisi 5 : 50 Kbytes
+----------------+
: Partisi 4 : 75 Kbytes
+----------------+
: Partisi 3 : 100 Kbytes
+----------------+
: Partisi 2 : 200 Kbytes
+----------------+
: Partisi 1 : 150 Kbytes
+----------------+
: Sistem operasi : 100 Kbytes
+----------------+
Gambar 6.5 : Multiprogramming dengan pemartisian tetap berukuran sama
6.8 Strategi penempatan program ke paritisi
a. Strategi penempatan pada pemartisian menjadi partisi-partisi berukuran
sama.
Penempatan proses ke memori dilakukan secara mudah karena dapat dipilih
sembarang partisi yang kosong.
b. Strategi penempatan pada pemartisian menjadi partisi-partisi berukuran
berbeda.
Terdapat dua strategi penempatan program ke partisi, yaitu :
a. Satu antrian untuk tiap partisi (banyak antrian untuk seluruh partisi).
Proses ditempatkan ke partisi paling kecil yang dapat memuatnya.
Keuntungan : teknik ini adalah meminimalkan pemborosan memori.
Kelemahan : dapat terjadi antrian panjang disuatu partisi sementara
antrian partisi-partisi lain kosong. Teknik ini diperlihatkan pada
gambar 6.6.
+---+ +---+ +---+ +----------------+
: :-->: :-->: :------>: Partisi 5 : 50 Kbyte
+---+ +---+ +---+ +----------------+
+---+ +---+ : Partisi 4 : 75 Kbyte
: :-->: :------>+----------------+
+---+ +---+ : Partisi 3 : 100 Kbyte
+----------------+
: Partisi 2 : 200 Kbyte
+---+ +----------------+
: :------>: Partisi 1 : 150 Kbyte
+---+ +----------------+
: Sistem operasi : 100 Kbyte
+----------------+
Gambar 6.6 : Multiprogramming dengan pengisian
pemartisian tetap dengan banyak antrian.
b. Satu antrian untuk seluruh partisi.
Proses-proses diantrikan di satu antrian tunggal untuk semua partisi.
Proses segera ditempatkan di partisi bebas paling kecil yang dapat memuat.
Keunggulan : lebih fleksibel serta implementasi dan operasi lebih
minimal karena hanya mengelola satu antrian.
Kelemahan : proses dapat ditempatkan di partisi yang banyak
diboroskan, yaitu proses kecil ditempatkan di partisi sangat besar.
Teknik ini diperlihatkan pada gambar 6.7.
+----------------+
: Partisi 5 : 50 Kbyte
+----------------+
+---->: Partisi 4 : 75 Kbyte
: +----------------+
+---+ +---+ +---+ +---+=+ :-->: Partisi 3 : 100 Kbyte
: :==>: :==>: :==>: :===+ +----------------+
+---+ +---+ +---+ +---+==+ : Partisi 2 : 200 Kbyte
: +----------------+
+---->: Partisi 1 : 150 Kbyte
+----------------+
: Sistem operasi : 100 Kbyte
+----------------+
Gambar 6.7 : Multiprogramming dengan pengisian
pemartisian tetap dengan satu antrian.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan prosedur pemindahan. Pemindahan dilakukan
bila proses besar akan masuk memori tetapi hanya tersedia partisi kecil
sementara proses kecil menempati partisi besar. Proses kecil di swap ke
partisi kecil yang sedang bebas kemudian proses besar di antrian menempati
partisi besar yang ditinggal proses kecil.
Pemartisian memori menjadi partisi-partisi secara statis mempunyai dua
masalah, yaitu :
a. Relokasi.
Adalah masalah penempatan proses sesuai alamat fisik sehubungan alamat
partisi memori dimana proses ditempatkan. Proses dapat ditempatkan pada
partisi-partisi berbeda menurut keadaan sistem saat itu. Pengalamatan
fisik secara absolut untuk proses tidak dapat dilakukan.
Solusi pertama :
Sistem operasi menambahkan alamat awal partisi dimana proses ditempatkan
ke setiap alamat yang diacu proses. Pada saat proses kompilasi, linker
harus memasukkan satu daftar atau bit map biner pada program memberitahu
word program yang alamat-alamatnya direlokasi. Linker harus mencatat
opcode, konstanta, dan item-item yang tak perlu direlokasi.
Masalah yang ditimbulkan :
Solusi ini menimbulkan masalah proteksi terhadap memori. Program tak
terkendali selalu mampu membangun instruksi baru dan meloncati.
Tak ada cara untuk menghentikan jika program membaca atau menulis word di
memori partisi lain (yang bukan hak-nya). Masalah relokasi dan proteksi
tidak dapat dipisahkan, diperlukan satu solusi tunggal mengatas kedua
masalah tersebut.
b. Proteksi.
Masalah proteksi pada banyak partisi dengan banyak proses di satu sistem
secara bersamaan dikhawatirkan proses menggunakan atau memodifikasi daerah
yang dikuasai proses lain (yang bukan haknya). Bila kejadian ini terjadi,
maka proses lain dapat terganggu dan hasil yang diperolehnya dapat menjadi
kacau.
Solusi IBM 360 :
Pada komputer IBM 360 membagi memori menjadi blok-blok, tiap blok
ditambahi 4 bit kode proteksi. Blok berukuran 2 Kb. Proses jua mempunyai
PSW (Program Status Word) yang antara lain berisi status proteksi.
Status proteksi ini terdiri dari 4 bit (sama dengan bit kode proteksi
untuk blok memori), merupakan kunci dalam pengaksesan memori.
Proses hanya diijinkan mengakses blok-blok memori yang berkode proteksi
sama dengan kode proteksi yang dimiliki PSW proses. Jika proses mengakses
blok memori berkode proteksi berbeda dengan kunci PSW-nya, terjadi trap.
Trap ini memberitahu sistem operasi bahwa telah terjadi pelanggaran memori,
yaitu terdapat pengaksesan ke blok memori yang bukan wewenang proses yang
menyebabkan trap.
Solusi menggunakan base register dan limit register :
Solusi lain adalah menggunakan dua register yaitu base register dan limit
register. Base register diisi alamat awal partisi dan limit register diisi
panjang partisi. Setiap alamat yang dihasilkan secara otomatis ditambah
dengan nilai base register. Instruksi yang mengacu pada alamat yang
melebihi limit register akan menimbulkan trap yang memberitahu sistem
operasi bahwa telah terjadi pelanggaran pengaksesan memori.
Teknik ini lebih unggul dibanding teknik pada IBM 360 karena sangat lebih
efisien. Teknik ini tidak perlu menempatkan 4 bit proteksi di tiap blok
memori. Teknik inipun lebih fleksibel.
Keuntungan :
a. Alamat tidak perlu dimodifikasi.
b. Setiap instruksi dapat diperiksa agar tidak meloncati batas limit
register.
c. Program dapat dipindah walau sedang dieksekusi.
Pemindahan dilakukan hanya dengan mengganti nilai base register.
Gambar 6.8 menunjukkan skema proteksi dan relokasi menggunakan register
basis dan register batas. Register basis menunjuk alamat awal proses
sedang register batas menunjuk alamat akhir proses. Bila proses mengacu
alamat lebih dari alamat yang ditunjuk register batas maka pemroses
mengirim sinyal fault yang memberitahu terjadinya pelanggaran pengaksesan
memori.
Pemroses
+-----------------------+ +--------------------+
: Sistem operasi di RAM : | +----------------+ |
+-----------------------+<============| : Register basis : |
: Partisi 1 : | +----------------+ |
: : | +----------------+ |
+-----------------------+<============| : Register batas : |
: Partisi 2 : | +----------------+ |
+-----------------------+ +--------------------+
: Partisi 3 :
+-----------------------+
Gambar 6.8 : Skema relokasi dan proteksi menggunakan register basis
dan register batas.
6.9 Fragmentasi pada pemartisian statis.
Fragmentasi yaitu penyiaan/pemborosan memori akan terjadi pada setiap
organisasi penyimpanan.
Fragmentasi pada pemartisian tetap terjadi adalah :
a. Fragmentasi internal.
Proses tidak mengisi penuh partisi yang telah ditetapkan untuk proses.
b. Fragmentasi ekstenal.
Partisi dapat tidak digunakan karena ukuran partisi lebih kecil dibanding
ukuran proses yang menunggu di antrian, sehingga tidak digunakan.
Untuk sistem-sistem tanpa swapping (pemindahan lokasi proses), maka
fragmentasi-fragmentasi tidak dapat dikurangi. Pada sistem-sistem dengan
swapping, sistem lebih intelijen karena dapat melakukan beberapa altenatif
mengatasi fragmentasi eksternal.
MANAJEMEN MEMORI PEMARTISIAN DINAMIS
6.10 Multiprogramming dengan swapping.
Pada sistem batch, organisasi memori dengan pemartisian tetap telah efektif.
Selama jumlah proses yang terseduan dapat membuat pemroses sibuk, tak ada
alasaan menggunakanan teknik lebih rumit. Pada sistem timesharing,
situasinya berbeda, umumnya terdapat lebih banyak proses dibanding memori
yang tersedia untuk memuat seluruh proses. Dengan demikian perlu menyimpan
proses-proses yang tidak termuat ke disk. Untuk menjalankan proses-proses
yang akan dieksekusi, proses-proses itu harus telah masuk memori utama.
Pemindahan proses dari memori utama ke disk dan sebaliknya di sebut
swapping. Dengan swapping, multiprogramming pada sistem time sharing dapt
ditingkatkan kinerjanya yaitu dengan memindah proses-proses blocked ke disk
dan hanya memasukkkan proses-proses ready ke memori utama. Beragam masalah
harus diatasi multiprogramming dengan swapping, antara lain :
a. Pemartisian secara dinamis.
b. Strategi pencatatan pemakaian memori.
c. Algoritma penempatan proses ke memori.
d. Strategi penempatan ruang swap pada disk.
6.11 Multiprogramming dengan pemartisian dinamis
Pemartisian statis tidak menarik karena terlalu banyak diboroskan proses-
proses yang lebih kecil dibanding partisi yang ditempatinya. Dengan
pemartisian dinamis maka jumlah, lokasi dan ukuran proses di memori dapat
beragam sepanjang waktu secara dinamis. Proses yang akan masuk ke memori
segera dibuatkan paritisi untuknya sesuai kebutuhannya. Teknik ini
meningkatkan utilitasi memori.
Kelemahan pemartisian dinamis adalah :
a. Dapat terjadi lubang-lubang kecil memori di antara partisi-partisi yang
dipakai.
b. Merumitkan alokasi dan dealokasi memori.
Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
1. Hariyanto, Bambang, Ir., Sistem Operasi, Penerbit Informatika, Bandung,
1999
2. Tanenbaum, Andrew S., Modern Operating Systems, Prentice Hall Inc., 1992
Ke Menu
Last updated : 14 Juni 2000