Bab 6 DESAIN INPUT, OUTPUT, LAYAR

6.1 Desain input terinci

Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari infromarsi adalah data yang terjadi dari transaksi-transaksi. Sampah yang masuk sampah yang keluar (garbage in garbage out). Oleh karena itu desain input harus benar-benar menerima input bukan sampah. Desain input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebagai penangkap input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak didesain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang atau berlebihan. Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat di dokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk diolah. Dokumen dasar dapat membantu di dalam penanganan arus data sebagai berikut : a. Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan ditangkap. b. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat. c. Dapat mendorong lengkapnya data, disebabkan data yang dibutuhkan disebutkan satu persatu di dalam dokumen dasarnya. d. Bertindak sebagai pendistribusian data, karena sejumlah tembusan dari formulir tersebut dapat diberikan kepada individu-individu atau departemen-departemen yang membutuhkannya. e. Dapat membantu di dalam pembuktian terjadinya suatu transaksi yang sah, sehingga sangat berguna untuk audit trail (pelacakan pemeriksaan). f. Dapat sebagai cadangan atau pelindung (back up) dari file-file data di komputer. Untuk mencapai maksud tersebut, dokumen dasar harus dirancang dengan baik. Berikut merupakan petunjuk-petunjuk di dalam perancangan dokumen dasar yang baik, antara lain : a. Kertas yang digunakan, pertimbangan · Lamanya dokumen dasar disimpan. · Penampilan dokumen dasar. · Banyaknya dokumen dasar yang ditangani. · Bagaimana menanganinya : secara halus, kasar, dilipat atau dibawa-bawa. · Lingkunga sekitarnya : berlemak, kotor, panas, dingin, lembab atau mengandung asam. · Metode pengisian dokumen dasar : ditulis tangan atau dicetak. · Keamanan terhadap pudarnya data yang dicatat. b. Ukuran kertas dari dokumen dasar.(gunakan ukuran standar umum/kelipatan). c. Warna yang digunakan (untuk mudah dibaca). d. Judul dokumen dasar (menunjukkan jenis dan kegunaan dokumen). e. Nomor dokumen dasar (menunjukkan sumber dan jenis sumber data). f. Nomor urut dokumen dasar (untuk pelacakan pemeriksaan dan pengarsipan). g. Nomor dan jumlah halaman. h. Pembagian area (area judul, halaman, kontrol, organisasi, obyek, tubuh, berita, otorisasi dan area nomer).. i. Caption (siapa yang harus mengisi dan data apa yang diisikan). j. Instruksi didalam dokumen dasar (jelas, supaya pengisi tidak banyak bertanya/paham). k. Jendela di amplop (sehingga mengurangi penulisan ulang). l. Jumlah tembusan (seefisien dan seefektif mungkin). Cara-cara untuk mengurangi jumlah masukan : 1. Menggunakan kode. 2. Data yang relatif konstan disimpan di file induk acuan. 3. Jam dan tanggal diambilkan dari sistem. 4. Rutin perhitungan dilakukan oleh sistem. Petunjuk pembuatan kode : 1. Harus mudah diingat, unik, fleksibel, efisien, konsisten. 2. Harus distandarisasi. 3. Spasi dan karakter mirip dihindari (O,0.I,1,Z,2,S,5,V,U). 4. Panjang kode harus sama. Tipe dari kode : 1. Kode mnemonik. Dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian dari item yang akan mewakili dengan kode ini. (P untuk Pria, W untuk Wanita, YG untuk Yogyakarta). 2. Kode urut / kode seri. Merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya. Contoh : 001 Kas. 002 Piutang dagang 003 Persediaan produk selesai 004 Persediaan produk dalam proses 005 Persediaan bahan baku Kebaikannya : a. Sangat sederhana. b. Mudah diterapkan. c. Kode pendek tetapi unik. d. Mudah dicari bila kodenya sudah diketahui. e. Cocok untuk rekaman di file yang menggunakan nomor record relaitf, sehingga nomor record dapat sama dengan kodenya, dengan demikian file tidak perlu diindeks. f. Baik untuk pengendalia, karena kode yang hilang dapat mudah diketahui. Kelemahannya : a. Penambahan kode hanya dapat ditambahkan pada akhir urutan dan tidak dapat disisipkan. b. Tidak mempunyai dasar logika tentang informasi item yang diwakilinya, kecuali hanya berdasarkan urutannya saja. c. Tidak fleksibel bila terjadi perubahan kode. 3. Kode blok. Mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok (range) tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan. Contoh : Blok Kelompok 1000 - 1999 Aktiva lancar 2000 - 2499 Aktiva tetap 2500 - 3000 Hutang lancar Kebaikannya : a. Nilai dari kode mempunyai arti, yaitu masuk dalam blok yang sudah tertentu. b. Mudah diperluas. c. Kode dapat ditambah atau dibuang sebagian. d. Proses pembuata laporan keuangan dapat dilakukan dengan lebih mudah karean tiap-tiap kelompok rekening dapat diketahui dari blok kodenya. Kelemahannya : a. Panjang kode tergantung dari jumlah bloknya, akibatnya kode menjadi cukup panjang. b. Kurang mudah diingat. 4. Kode group. Merupakan kode yang berdasarkan field-field (posisi ke-) dan taip-tiap field kode mempunyai arti. Contoh 2 digit dari kiri menunjukkan tahun angkatan, 1 digit selanjutnya menunjukkan program studi yang diambil da5 digit berikutnya menunjukkan nomor induk mahasiswa. Kebaikannya : a. Nilai dari kode mempunyai arti. b. Mudah diperluas. c. Dapat ditambah atau dibuang sebagian. d. Dapat menunjukkan panjang dari data. Kelemahannya : a. Kode dapat menjadi panjang. 5. Kode desimal. Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung dari banyaknya kelompok.

6.2 Desain ouput terinci

Bentuk dari laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi, yang paling digunakan adalah dalam bentuk tabel dan berbentuk grafik atau bagan. a. Tabel Berbagai macam bentuk tabel yang menekankan kualitas isi serta kegunaannya : a.1.1 Notice report. Merupakan bentuk laporan yang memerlukan perhatian khusus, yang harus dibuat sesederhana mungkin, tetapi jelas, karena dimaksudkan supaya permasalahan-permasalahan yang terjadi tampak dengan jelas sehingga dapat langsung ditangani. a.1.2 Equipoised report. Isi dari equipoised report adalah hal-hal yang bertentangan dan biasanya untuk maksud perencanaan, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar di dalam pengambilan keputusan. a.1.3 Variance report. Bentuk laporan ini menunjukkan selisih (variance) antara standar yang sudah ditetapkan dengan hasil kenyataannya atau sesungguhnya. a.1.4 Comparative report. Bentuk laporan ini adalah untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lainnya. Misalnya pada laporan rugi/laba atau neraca dapat dibandingkan antara nilai-nilai elemen tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya. b. Grafik Laporan yang berbentuk grafik atau bagan dapat diklasifikasikan diantaranya sebagai bagan garis (line chart), batang (bar chart) dan bagan pastel (pie chart). b.1 Bagan garis. Variasi data data yang ditunjukkan dengan suatu garis atau kurva. Bagan garis mempunyai beberapa kebaikan, yaitu : · Dapat menunjukkan hubungan antara nilai dengan baik. · Dapat menunjukkan beberapa titik. · Tingkat ketepatannya dapat diatur sesuai dengan skalanya. · Mudah dimengerti. Kelemahannya : · Bila terlalu banyak garis / kurva ( > 4), maka akan tampak ruwet. · Hanya terbatas pada 2 dimensi. · Spasi dapat menyesatkan. b.2 Bagan batang. Nilai-nilai data dalam bagan batang digambarkan dalam bentuk batang-batang vertikal ataupun horisontal. Kebaikannya : · Baik untuk perbandingan. · Dapat menunjukkan nilai dengan tepat. · Mudah dimengerti. Kelemahannya : · Terbatas hanya pada satu titik saja. · Spasi dapat menyesatkan. b.3 Bagan pastel. Merupakan bagan yang berbentuk lingkaran. Tiap-tiap potong dari pie dapat menunjukkan bagian dari data. Kebaikannya : · Baik untuk perbandingan sebagian dengan keseluruhannya. · Mudah dimengerti. Kelemahannya : · Penggunaannya terbatas. · Ketepatannya kurang. · Tidak dapat menunjukkan hubungan beberapa titik. Pedoman desain laporan : a. Untuk laporan formal, sedapat mungkin dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu : judul laporan, tubuh laporan dan catatan kaki yang dapat berisi ringkasan subtotal, atau grand total. b. Untuk laporan-laporan yang penting, gunakanlah kertas yang berkualitas baik, tidak mudah sobek serta tidak mudah kotor. c. Untuk tiap-tiap batas tepi laporan (margin), sebaiknya diberi jarak 2 ½ cm, sehingga bila pinggir laporan tersobek tidak akan mengenai isi laporannya. d. Gunakan spasi baris yang cukup, sehingga laporan mudah dibaca. e. Untuk hal-hal yang ingin ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf besar, tebal atau digaris bawahi. f. Gunakanlah bentuk huruf cetak yang jelas dan tidak membingungkan serta hindari penggunaan font yang sulit dimengerti. g. Jika isi laporan menjelaskan suatu daftar urutan, gunakan tanda bullet atau nomor urut. h. Letakkan informasi yang mendetail di lampiran dan gunakanlah penunjuk yang mudah dipahami untuk menjelaskan kepada pemakai laporan letak dari informasi detail tersebut. i. Usahakan di dalam laporan berisi keterangan-keterangan yang diperlukan yang mungkin akan ditanyakan oleh pemakai laporan bila keterangan-keterangan tersebut tidak ada. j. Laporan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi, sebaiknya lebih tersaring dan untuk tingkat manajemen yang lebih rendah lebih terinci. k. Laporan harus dibuat dan distribusikan tepat pada waktunya. l. Laporan harus sederhana tetapi jelas. m. Laporan harus diungkapkan dalam bentuk dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pemakainya. n. Isi laporan harus akurat. o. Laporan bilamana mungkin harus distandarisasi. Bentuk-bentuk laporan yang selalu berubah akan menyebabkan kebingunan bagi mereka yang menggunakannya. p. Laporan harus berguna. q. Biaya pembuatan laporan harus dipertimbangkan.

6.3 Desain dialog layar terminal

Merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat keduanya. Pedoman desain dialog : a. User harus dibuat sadar/paham tentang apa yang harus dikerjakan selanjutnya. Sistem harus menyediakan instruksi-instruksi apa yang harus dikerjakannya. b. Layar dialog dibentuk sedemikian rupa sehingga informasi, instruksi dan bantuan-bantuan selalu ditampilkan pada area yang sudah pasti, sehingga layar dibagi dalam bentuk jendela (judul, instruksi, tubuh, escape). c. Didalam jendela tubuh, dialog seharusnya dibatasi untuk satu ide saja tiap frame-nya. d. Paging dan scrolling digunakan untuk menampilkan informasi di jendela tubuh. e. Berita, instruksi, atau informasi yang ditampilkan harus tetap dtampilkan dalam waktu yang cukup lama sesuai kendali tombol (tidak terlalu cepat bergulir atau berganti halaman). f. Gunakan kalimat yang sederhana, mudah dimengerti dan hindari penggunaan istilah-istilah atau jargon. g. Hindari penggunaan singkatan-singkatan. h. Hindari penggunaan simbol-simbol yang dapat membingungkan user. i. Gunakanlah kata yang konsisten, misalnya kata KOREKSI layar satu, RUBAH dilayar dua, EDIT dilayar tiga. Strategi dialog : a. Menu. Menu banyak digunakan karena merupakan jalur pemakai yang mudah dipahami dan digunakan. Menu berisi alternatif pilihan yang disediakan untuk user. Teknologi canggih memungkinkan memilih menu dengan sentuhan langsung denga tangan, light pen atau mouse. Jika pilihan menu cukup banyak dapat dikelompokkan secara berjenjang. b. Kumpulan instruksi (instruction set). Yaitu dengan menuliskan suatu instruksi oleh user dan sistem akan mengartikan instruksi serta memberikan respon jawabannya. c. Dialog pertanyaan/jawaban (question/answer dialog). Sistem akan menampilkan lebih dahulu pertanyaan dan user menjawabnya untuk mendapatkan respon lebih lanjut dari sistem. Contoh : "Masukkan kode langganan : ….". Jika kode langganan yang dimasukkan tidak benar, maka akan didapatkan respon berita "Kode salah, ulangi !" atau "Langganan tidak ada, ulangi !".

Daftar Pustaka

1. HM, Jogiyanto, Analysis and Disain Sistem Informasi (Pendekatan terstruktur), Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995. Ke Menu

Last update 15 November 00